Silaturahmi

Silaturahmi 

Saat pandemi memang sulit untuk menjalin silaturahmi.  Apalagi jika orang tersebut sangat waspada dengan orang dari luar rumah.  Alasannya memang bermacam macam namun yang pasti satu hal yakni mencegah virus menyebar.  Baik memang,  namun kita menjadi terkurung dalam rumah.  Terikat oleh hal-hal yang terlalu dipikirkan dan sebenarnya bisa dicegah. Saya menyadari setiap orang memiliki daya imunitas berbeda-beda sudah sewajarnya orang was-was akan kesehatan mereka masing-masing. 

Saya sendiri berdiam diri di rumah juga bosan.  Mengingat biasa melakukan kegiatan diluar ruangan.  Sampai pikiran ini rasanya ke sana kemari. Biasanya bisa bermain dan mengunjungi tempat tempat yang diinginkan dengan sangat leluasa.  Meskipun saat ini  sudah banyak tempat yang dibuka namun tidak banyak dari kawan-kawan saya masih waspada dengan pandemi.  Memang benar pemerintah sidah membuat normal lagi namun itu kembali lagi ke orang masing-masing. 

Kemarin saya menghubungi salah satu kolega untuk berkunjung kerumahnya,  alhamdulillah diperbolehkan.  Betapa senangnya jika boleh berkunjung ke tempat beliau.  Kenapa saya repot-repot menghubunginya,  ya karena desanya sempat di tutup gara-gara salah satu warganya ada yang positif kena virus. Makanya saya harus meminta izin dahulu,  nanti dikira tidak sopan. 

Keluarga mereka menyambut saya dengan hangat seperti saudara sendiri. Saya menjadi lebih nyaman karena mereka tidak seperti melihat orang membawa virus namun lebih melihat saudara mereka datang ke rumah. Kopi hitam, mereka membuatkan minuman itu. Niatnya sebentar namun karena ada kopi jadi sedikit lama.

Saya berkunjung ke rumahnya sekitar tiga sampai empat jam. Waktu itu saya pulang sampai magrib. Banyak obrolan yang kita bahas, mulai dari tanaman sampai ternak. Tidak kalah serunya adalah cerita yang menuju masa depan.  Suka saya dengan dia adalah selalu membicarakan visi ke depan bukan ke belakang sehingga pikiran menjadi optimis.  Sebelum pulang saya disuruh membawa beberapa sayuran selada,  saya sangat bersyukur sekali mengingat selada banyak mengandung vitamin. 

Keesokan harinya saya mengunjungi teman saya yang bertempat tinggal tidak jauh dari rumah. Beliau sebenarnya lebih tua dari saya.  Lebih pantas saya memanggil beliau dengan sebutan ibu dari pada teman.  Anaknya saja umurnya hampir sama dengan saya.  Kenapa saya sebut beliau juga teman karena saya bertemu dengan beliau semasa pelatihan di lembaga.  Namanya teman semasa ya pasti sudah sedikit hafal dengan kebiasaan saya yang ceplas-ceplos kalau berbicara. 

Sekitar dua jam lebih saya berbincang tentang pembangunan desa.  Beliau bisa seorang penyuluh atau semacam pengarah kegiatan desa sehingga saya banyak tahu dari beliau.  Yang saya suka dari beliau adalah selalu riang dan dapat menerima saya yang masih muda ini dengan santai.  Beliau tidak canggung dan lebih menunjukkan rasa persahabatnya seperti seumuran saya,  terkadang saya sendiri lupa dengan perbedaan umur tersebut. 

Memang silaturahmi itu luar biasa,  kita dapat menambah ilmu dengan banyak orang.  Tidak heran jika orang-orang yang sukses berawal dari banyaknya pertemanan.  Semoga kita semua dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa. Saya yakin akan takdir dan kehendak Allah,  senyampang kita mau berusaha pasti ada jalan. 

Selamat membaca. 

13 Juli 2020

Komentar

Postingan Populer