Mari menulis

Saat semua mata masih terpejam disitulah aku membangun ide.  Ide tentang menulis bisa muncul dimana saja dan kapan saja.  Tak ubahnya perasaan itu,  bisa berubah-ubah sesuai kondisi setiap insannya.  Begitupun ingatan manusia.  Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa ide bisa hilang jika tidak kita catat dan ingatan manusia tidak sepenuhnya menyimpan secara akurat.  Bagaimana hidup adalah dari buah tangan tulisan orang-orang terdahulu.  Tanpa tulisan orang akan bingung,  catatan sejarah,  ilmu pertanian,  kedokteran dan lain-lainnya bisa kita dapat informasinya dari orang terdahulu yang telah menuliskan kejadian tersebut.  Tulisan adalah harta berharga sejarah manusia.

Sebab itulah saya harus menulis.  Dengan menulis kita bisa mengabadikan momen berharga ini.  Saya terkadang heran dengan orang-orang diluar sana yang pandai bergeralar sarjana tapi enggan menulis.  Saya juga tidak tahu pasti alasan mereka untuk tidak mau menulis,  mungkin karena malas atau tidak punya waktu.  Saya dulu juga pernah malas untuk menulis karena saya anggap menulis itu menyita waktu,  namun setelah saya pikir kembali,  menulis bukan menyita waktu namun waktulah yang terus berjalan jika kita tidak segera menulis waktu tetap akan berjalan dan tulisan yang sudah kita angan angan tidak akan terwujud.

Memilih jalan sebagai penulis bukanlah jalan mudah.  Kenapa saya bilang seperti itu karena saya mengalami dan merasakannya sendiri di awal memulai untuk menulis.  Seiring berjalannya waktu dan semakin sering saya menulis,  membuat ide menjadi tulisan atau karya manis yang dibukukan semakin mudah saja.  Ide datang dari mana saja dan kapan saja.  Saya juga heran ketika disuruh untuk membuat gubahan puisi secara dadakan oleh teman saya dan  membuatnya tidak sampai 5 menit sudah ada ide serta sebentar saja sudah selesai.  Dulu waktu masih awal-awal memulai menulis saya sendiri kebingungan untuk mencari ide sampai berjam-jam belum tentu menemukan ide.  Menurut saya itu hal yang luar biasa.