Aku dan menulis
Menulis dan membaca adalah dua hal dasar dalam ilmu bahasa yang harus dikuasai. Kedua hal tersebut harus selalu selaras dan selalu berdampingan. Sebelum menulis apa yang harus kita lakukan, yang jelas adalah membaca terlebih dahulu. Dengan membaca pastinya kita akan memperoleh suasana dan pengalaman baru dari setiap penulis. Pertanyaan berikutnya apakah yang kita baca harus sama dengan penulis lainnya. Jawabannya tidak juga, karena setiap orang memiliki ketertarikan bacaan yang berbeda beda. Sebagai contoh saja saya, saya lebih suka membaca novel dan komik, kalau disuruh membaca materi berat pasti lebih lama karena menurutku materi berat seperti non fiksi butuh pemahaman mendalam.
Berbeda dengan cerita cerita kawan-kawan saya. Mereka yang berfokus menulis karya non fiksi akan lebih mengarah ke materi non fiksi, tetapi tidak jarang mereka juga membaca fiksi. Semua perbedaan itu tidak jadi masalah, bahan bacaan yang acak atau berfokus pada satu hal masih bisa menghasilkan tulisan asalkan diniatkan dengan benar.
Mengenai seluk beluk menulis pasti setiap orang memiliki niat dan tujuan yang berbeda beda. Saya sendiri menulis untuk mengabadikan karya dan momen. Saya menyadari semua hal yang kita lakukan setiap hari pasti ada hal yang hilang dan dilupakan oleh memori otak. Memori otak memang menyimpan sebuah kenangan atau informasi namun jika informasi itu dirasa tidak penting maka akan tergantikan dengan hal yang penting. Selain untuk mengabadikan momen menulis juga membuat jiwa ini selalu bersemangat untuk memulai karya dan ide baru disetiap saat.
Menulis bukan hanya untuk diri kita sendiri. Sumbangan tentang tulisan menurut saya sangat berharga. Apalagi sumbangan itu terkait dengan pengalaman dan kenangan hidup. Setiap tulisan yang dihasilkan pasti memiliki makna dan pesan tersendiri bagi pembaca. Seandainya setiap orang di negara ini suka dengan membaca dan menulis pasti tidak akan sulit menemukan orang yang hobinya sama. Apa mungkin, menurutku bisa iya bisa tidak, jika itu terwujud maka ruang ruang terbuka sesak dengan buku, namun jika peminat menulis dan membaca tidak banyak maka itu menjadi hobi yang sangat langka dan harus dipertahankan. Bayangkan setiap orang dirumah gemar membaca dan menulis seperti mereka gemar membeli hp baru jika ada yang baru dan memainkan permainan game di hp mereka setiap saat dan waktu sesuai keinginan mereka. Saya sendiri bukan pembaca yang handal namun sekali waktu harus menyempatkan membaca dan juga bukan penulis mahir namun saya percaya buah dari usaha tidak akan mengecewakan penulisnya.
Penulis harus selalu memegang prinsip bahwa menulis bukan untuk kaya, namun kaya bisa didapat dari tulisan. Definisi kaya di sini bisa diartikan bermacam-macam sesuai gambaran pembaca, kalau saya menerjemahkan terlalu banyak nanti menjadi bosan karena tidak ada teka dan teki dalam goresan tulisan tersebut. Kita ambil contoh orang J. K. Rowling yang beberapa kali ditolak penerbit dan pada akhirnya kaya dari hasil tulisannya, sampai dibuatkan filmnya juga. Contoh tersebut hanya segelintir saja, di lain kesempatan akan saya selipkan lebih banyak contoh orang-orang seperti J. K. Rowling.
Episode kali ini cukup sekian, selamat membaca.
25 juni 2020
Jossss 👍
BalasHapusSiap, semoga menjadi kary yang menginspirasi
BalasHapus