Pelayan

Dia terlihat lelah
Duduk termenung menunggu pengunjung
Merapikan kaki menghempas baju agar tak kusut
Namanya...  Jangan tanya aku soal itu
Yang jelas dia adalah pekerja keras
Katanya masih duduk di sekolah menengah 
Pastinya akhir dan tahun tahun kelulusannya sudah dekat
Meski upahnya sedikit rendah
Itulah fakta pekerja kita
Tak ubahnya para bapak para petani
Mereka berkeringat setiap menggarap sawahnya
Meski dapatnya hanya cukup untuk makan
Menyambung hidup sehari-hari 
Pelayan itu menyapaku
Sambil membawakan teh panas pesananku
Sedang apa kak? 
Tanyanya dengan sopan sekali
Padahal saya ingin bahasa teman saja
Ini,  sedang mengedit tulisan,  jawabku sedikit akrab
Berlalulah ia menuju kasir lagi
Melayani orang-orang pesan
Kafe itu memang tidak ramai
Namun juga tidak sepi
Silih berganti wajah orang yang memesan kopi atau sekadar air mineral
Sampai pukul menunjukkan sepuluh kurang sepuluh malam
Aku sudah sedikit lelah
Meski penatku hilang 
Duduk masih belum ada empat jam
Sambil menikmati teh tanpa kopi
Jelas itu dua unsur yang berbeda
Sang pelayan masih mondar mandir
Entah itu berdiri atau duduk sambil menghisap rokok
Sesekali ia merelakan tubuhnya untuk bersandar di kursi 
Terlilah lelah,  akupun salut dengannya
Sebagai pelanggan aku hanya bisa berdoa untuknya 
Semoga tetap sehat
Sampai lupa teh buatannya juga tidak terlalu manis dan pahit
Sampai jumpa pada perjumpaan lainnya

9.2.2021

Komentar

Postingan Populer