Tarung
Sebuah karya fiksi
.......Masa lalu......
Dunia sedang mengalami gejolak yang sangat luar biasa. Semua kerajaan mengalami masa keterpurukan. Para raja-raja dunia tengah sebagian resah terhadap masa depan penduduk mereka. Disemenanjung timur sedang berkecamuk perang memperebutkan keyakinan mereka sedangkan dibagian barat sedang terjadi kekosongan, mereka mencari jati dirinya, menelusuri setiap wilayah dimuka bumi ini dengan sampan dan kapal besar serta segudang senjata dan prajurit. Lantas bagaimana keaadaan di bagian tengah bumi. Benar disini sedang mengalami abad kemajuan. Raja raja mereka kaya raya dengan sumber daya alam melimpah ruah, semua yang ditanam selalu tumbuh. Apakah dibarat dan di timur tidak demikian? Di timur penuh dengan lautan pasir dan hanya sedikit tanah subur, sedang dibagian barat tanahnya berbatu dan sulit untuk menumbuhkan tumbuhan.
Orang-orang dari barat tidak begitu banyak, mereka menyebut kelompoknya dengan suku. Tidak ada sistem kerajaan namun mereka yang kuat akan menjadi pemimpin. Setiap tahunnya ada namanya perebutan kekuasaaan kalau dibagian tengan adalah tahta raja. Suku-suku mereka hanya mendiami tempat-tempat subur di daerah pegunungan. Ada salah satu suku terbesar di barat dan mereka memiliki jumlah nan besar dan bangunan megah sekali yang dikelilingi tanah subur, sungai dan hutan cukup lebat. Orang suku disana menamainya dengan suku “fertile”. Suku tersebut menjadi rujukan bagi suku-suku yang lain dari daerah lainnya.
Perebutan kekuasaan tidak hanya terjadi ditengah maupun timur saja, namun juga terjadi dibarat. Suku-suku mereka memperebutkan keturunan dan sumber alam. konflik yang sangat berbeda sekali dengan yang ada di baarat dan di tengah. Perseteruan yang paling kuat terjadi antara suku fertile dengan suku flint. Suku flint adalah pembuat senjata handal dan mereka sangat lihai dalam berpedang, sedangkan suku fertile pandai dalam memanah dan bertahan. Ciri fisik mereka hanya dibedakan dengan warna saja. Pada umumnya suku dibarat bertubuh besar kan kekar. Para perempuan remaja disana tingginya sekiatar 180 cm dengan yang laki-laki sekitar 210 cm lebih tinggi dari bagian tengah.
Suku kecil lainnya yang mendiami bagian barat yang terkenal dengan kemahiran mereka membuat perahu adalah suku dugout. Mereka pandai berenang dan sangat lihai memancing ikan. Masih banyak suku lainnya di bagian barat tersebut. Pada umumnya meraka menguasai satu ketrampilan yang menjadi cirikhas mereka. Itulah yang menjadi unik dibagian barat. Peraturan dibagian barat cukup sederhana tidak boleh menikah antar suku. Jika ada yang menjalin hubungan maka akan terjadi peperangan anar suku. Suku yang menang akan mendapatkan hak istimewa. Berbeda suku beda pula keistimewaan itu.
Yang menjadi masalah besar bersama adalah adanya lonjakan populasi antara timur barat dan tengah. Raja-raja di dunia tengah masih berkecamuk dengan perebutan kekuasaan mereka. Ada banyak kerajaan besar di bagian tengah. Dibandingkan suku-suku yang ada di barat dan orang-orang yang mendiami bagian timur.
Satu kerajaan besar yang tidak bisa dikalahkan sedang membuat konsep tatanan dunnia baru tanpa adanya batas. Kerajaan itu bernama Nagari Panatagama. Tujuan dari pemikiran itu adalah agar terhubung dengan seluruh bagian di bumi ini. Kerajaan itu mengirimkan surat ke berbagai kerajaan kecil dan besar dibagian tengah. Namun hanya satu kerajaan besar yang merespon itu, yakni kerajaan Majapahit. Raja-raja disemanjung lainnya hanya terdiam dan yang lainnya menolak dengan konsep itu. Mereka menganggap dunia ini sudah nyaman tidak perlu adanya hubungan antara bagian timur dna barat. Dari surat dan ide cemerlang inilah gejolak peperangan atra kerajaan ditengah terjadi. Perangpun tidak bisa dihindarkan.
Perang antar dua kerajaan besarpun tidak terlakkan. Hanya karena perbedaan sampai membuat dua kerajaaan besar berperang dan memperebutkan kekuasaan mereka. Perang tersebut terjadi empat puluh hari empat puluh malam dan disebut perang yang terlama durasinya karena tanpa henti. Kurang lebih seribu pasukan tewas dimedan pertempuran tersebut. Pertempuran itu menyisakan luka yang mendalam dan sekaligus melahirkan pendekar tanggung serta dunia tengah diperlihatkan dengan salah satu kehebatan seorang panglima perang dari kerajaan Nagari Panatagama yang selamat dari kematian.
Di sinilah cerita iru bermula. Seorang panglima perang yang memiliki kehebatan diluar nalar manusia dan tidak menginginkan perang lagi. Setelah perang itu selesai dia mengundurkan menjadi panglima, dan hanya ingin melatih para prajurit saja.
Saat ini sudah dua bulan berlalu. Sekarang beliau dikenal dengan nama ki cakra. Menurut kabar dia tidak mati meskipun tubuhya bersimbah darah. Konon ada yang melihat kepalanya putus akibat tebasan pedang lawan namun tubuhnya masih dapat berdiri gagah dan memasangkan kepalanya lagi sehingga utuh tanpa luka saama sekali. Sungguh ngeri melihat keuatan dan kehebatan beliau.
Aku adalah murid termuda beliau. Namaku Indra say ini aku masih berumur duua belas tahun. Dibandingkan dengan pasukan kerajaan lainnya aku masih terbilang belia, mereka yang belajar seni beladiri biasanya mulai di umur dua belas tahun sedang aku sudah dipaksa belajar seni beladiri dan kanuragan sejak umur delapan tahun. Umurku yang sekarang ini aku sudah banyak menguasai teknik beladiri tangan kosong dan bersenjata. Semua peralatan perang dipelajari disini mulai dari tombak, pedang, panah dan lain sebagainya. Namun saat umur empat belas tahun mereka akan dipilih berdasarkan kemampuan mereka yang menonjol. Kenapa seperti itu, karena untuk memenuhi kebutuhan pasukan dan agar pasukan itu efektif. Ahli pmenaha akan ditempatkan pada regunya, ahli dalam membawa pedang akan ditempatkan bersama ahli pedang dan sebagainya.
Saat ini gencatan senjata masih terjadi antar kerajaan, sehingga bisa dikatakan aman dan tidak. Setiap saat bisa terjadi perang dan itu sangat membuat penjaga selalu waspada di gerbang penjagaan. Aku sendiri belum diberikan jatah untuk jaga namun aku selalu melihat mereka dari kejauhan.
...
Komentar
Posting Komentar