Berbagi kisah dengan tetangga
Tetangga
Hidup memang penuh dengan misteri. Kita dilahirkan juga tidak bisa memilih siapa orang tua kita. Mirip dengan tetangga. Tetangga memberikan warna sendiri dalam hidup. Ada tetangga yang baik ada yang kurang baik. Ya, semua tergantung persepsi kita.
Berbicara mengenai tetangga. Sudahkan hari ini berbincang-bincang dengan tetangga anda sekalian?. Mungkin tidak semua orang suka main ke rumah tetangga namun setidaknya menyapa dengan sepatah atau dua patah kata untuk mempererat tali persaudaraan. Benar tetangga kita memang orang lain namun jika kita baik dengan mereka maka bisa jadi seperti keluarga sendiri.
Tetangga saya selalu punya cerita unik untuk diceritakan. Hari ini beliau menceritakan anaknya yang masuk sekolah SMK. Memang ini cerita biasa, namun dibalik cerita itu kita bisa memperoleh pengalaman dan informasi yang menarik. Semua orang tua pasti bangga memiliki anak yang punya cita-cita tinggi apalagi anak yang mau dan berniat sekolah. Bayangkan susahnya orang tua ketika anaknya tidak mau sekolah sedang orang tua mereka ingin sekali anaknya sekolah yang layak. Setidaknya itu yang saya tangkap dari rasa syukur beliau.
Anak beliau sangat periang. Dulu waktu masih duduk di bangku SMP dia selalu main game dan nonton film bersama saya. Itupun saat ada waktu luang dan sekolah libur. Sekarang sudah berbeda hobinya. Dia lebih banyak keluar sedang aku sibuk dengan kegiatan yang lain. Namun tetap saling menyapa dan menceritakan hal menarik masing-masing. Sekedar berbagi pengalaman dan kisah.
Cerita tentang kehidupan memang tidak ada habisnya. Mau diceritakan lewat seribu bahasa pasti tetap ada yang dibahas. Namun satu yang menjadi bahan acuan, jangan menyakiti orang lain jika tidak ingin disakiti. Seperti halnya tetangga kita, mereka menjaga kita maka kita harus sebaliknya menjaga.
10 08 2020
Sederhana tetapi penuh makna
BalasHapusteima kasih pak
HapusMantab. Saya suka. Jangan menyakiti orang lain jika tidak ingin disakiti. Saya belajar dr tulisan ini
BalasHapusbener sekali bu tetangga ibarat saura sendiri
Hapus