Lelayung
Hujan akan reda
Setelah dzuhur suasana sunyi
Langit mengumpulkan awan hitam pekatnya
Pertanda mau turun Hujan
Aku bergegas merapikan lemariku
Untuk kuisi jemuran yang mengering
Yang tidak kering akan ku letakkan semestinya
Suara microphone terdengar dari kejauhan
Turut berduka mbah...
Oh mbah itu jawabku dengan sayup-sayup
Tak menyangka suara kematiannya yang terdengar
Kemarin lusa masih bercanda
Dengam gelak tawa
Sampai berpesan pesan tentang masa lampau
Ia berkata tubuh tua ini tak mau mengikuti otakku
Pikirannya terlalu muda
Untuk berhura hura
Aku yang katanya masih muda
Larilah tapi jangan jadi kuda
Yang hanya ikut dan angkut
Aku tertawa juga
Tapi itu pesan, pesan bukan singkat
Sekarang hanya suara tangis
Dari sepupu dan keluarganya
Anaknya saya tidak menceritakan
Hanya tetangga yang berniat mengkremasi
Sesungguhnya keluarganya jauh
Hanya rumahku yang berjarak beberapa baris bilik
Pesanku dari doa
Semoga mbah dimudahkan
Dilapangkan
Di berkekuatan dialam sana
Aku
Juga berharap hidup ini akan terasa membahagiakan
Menjadi inspirasi yang tak membosankam
Sekali lagi selamat jalan untuk orang yang telah mendahului
Untuk siapapun
Keluarga pembaca sekalian
Semoga selalu sehat
Akupun juga semoga sehat selalu.
Komentar
Posting Komentar